Nyis
5/5
()
About this ebook
.... perempuan berkepala anjing. Lidahnya menjulur hingga betis. Dia hanya bisa muncul dari pintu belakang...”
Kisah misteri ini dibawa oleh seorang anak perempuan yang tak diketahui siapa namanya dan dari mana asal-usulnya. Yang terekam hanyalah bercak-bercak trauma yang membaluri sekujur pakaian dan tubuhnya saat ia dihadirkan dalam cerita.
Ia adalah bocah perempuan dengan rambut semirip surai jagung yang terus bergumam bahwa sesuatu yang begitu horror bakal muncul dari balik pintu belakang rumah.
Related to Nyis
Related ebooks
Tapol Rating: 4 out of 5 stars4/5Mari Belajar Pemrograman Berorientasi Objek menggunakan Visual C# 6.0 Rating: 4 out of 5 stars4/5Rindu yang Memanggil Pulang Rating: 5 out of 5 stars5/5E-Book Kamu: Cara Mudah Membuat & Menerbitkan E-Book Sendiri (Updated) Rating: 5 out of 5 stars5/5Kisah Supernatural Dari Dunia Jin Vol 1 Rating: 4 out of 5 stars4/59 Alasan Kenapa Penguasa Dinasti Han Bukan Leluhur Minahasa Rating: 2 out of 5 stars2/5Gypsy Rating: 4 out of 5 stars4/5Bangkitnya Para Naga (Raja dan Penyihir—Buku 1) Rating: 5 out of 5 stars5/5Buku Kosakata Bahasa Mandarin: Pendekatan Berbasis Topik Rating: 5 out of 5 stars5/5100 KISAH NYATA TENTANG KEMATIAN YANG TIDAK BIASA Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsPraktis Spanyol dalam 1 Minggu Rating: 5 out of 5 stars5/5Kejar, Kumpulan Cerpen Suspense Rating: 5 out of 5 stars5/5E-BOOK KAMU, Cara Mudah Membuat dan Menerbitkan EBook Sendiri Rating: 5 out of 5 stars5/5Cara Si Pinguin: Special Bilingual Edition Rating: 4 out of 5 stars4/5Kesalahpahaman: Roh Pemandu, Roh Harimau, Dan Seorang Ibu Yang Menakutkan! Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsBarisan Para Raja (Buku #2 dari Cincin Bertuah) Rating: 4 out of 5 stars4/5Pembunuhan di Penerbangan 1829 Rating: 4 out of 5 stars4/5Kisah Ular Gua Tsur Yang Rindu Bertemu Dengan Nabi Muhammad SAW Rating: 3 out of 5 stars3/5Kumpulan Cerpen : Pelangi Yang Tidak Tergapai Rating: 4 out of 5 stars4/5Sadie: Semalam di Berlin Rating: 5 out of 5 stars5/5Yerry Pattinasarany: Pesan Restorasi Rating: 4 out of 5 stars4/5Danica Rating: 4 out of 5 stars4/5Ringkasan Kisah Wayang Jawa Mataraman Rating: 5 out of 5 stars5/5Pendekar Harum: Maling Romantis: Serial Pendekar Harum Rating: 4 out of 5 stars4/5Ketika Allah SWT, Muhammad, Yesus Dan Bunda Maria Dalam Satu Kubah Rating: 5 out of 5 stars5/5Abad pertengahan Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsIni Tentang Hidupku Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsYang Terlarang: Kisah Humor Keluarga Vampir Kontemporer Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsAlkimia Rating: 4 out of 5 stars4/5Malin Kundang: Si Arcaraga Rating: 4 out of 5 stars4/5
Thrillers For You
Alkimia Rating: 4 out of 5 stars4/5Garuda Hitam Rating: 4 out of 5 stars4/5Merdeka Square (Indonesian) Rating: 3 out of 5 stars3/5Son Of Badass Let's Be Badass Rating: 0 out of 5 stars0 ratings
Related categories
Reviews for Nyis
1 rating0 reviews
Book preview
Nyis - Alex Suhendra
Nyis
kisah misteri
Alex Suhendra
Penerbit Garudhawaca
Nyis
Penulis: Alex Suhendra
Tata letak: Jalu Sentanu
Desain sampul: Jalu Sentanu
Gambar : Alex Suhendra
ISBN 978-623-6521-06-9
Terbit 2020
Diterbitkan oleh
Penerbit Garudhawaca
Yogyakarta
https://penerbitgarudhawaca.com
Pastikan Anda mendapatkan buku ini melalui cara-cara yang shalih dan tidak melukai. Selalu belilah buku/ebook garudhawaca dengan cara-cara yang jujur. Anda tidak diperkenankan meng-copy dan kemudian menyebarkan buku/ebook ini kepada orang lain tanpa seijin penerbit.
~*~
Nyis (Title)
Catatan
Pembuka
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Penulis
Catatan
Pada tahun 2015 karya tulis ini mulanya dibuat untuk kebutuhan pementasan film-gambar di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, namun gagal sebab proses editing film belum juga kelar hingga beberapa jam menjelang pertunjukan dimulai. Meski begitu, pertunjukan tetap berlangsung dengan beberapa improvisasi dari tim kami untuk menambal ketidaksempurnaan rencana gelaran pertunjukan. Maka saya ucapkan terimakasih yang begitu melimpah untuk tim kecil Teater Terong Sidji UKDW yang menemani saya dari mula proses hingga tepuk tangan penonton malam itu.
Satu tahun berikutnya, saya berinisiatif untuk membuat versi youtube untuk film-gambar yang sebelumnya−saya rasa−gagal. Bersama Lilo Acting School dan Tim Hura Hura kami bekerja untuk membalas kegagalan di malam itu. Namun baru empat episode terunggah di Youtube, semangat saya untuk menggambar rupanya melemah. Jadilah film-gambar Nyis tergantung sebelum rampung. Namun demikian saya tetap akan mengucapkan banyak-banyak terimakasih untuk mereka.
Dan sekarang, karya tulis ini ada di depan wajahmu. Sebagai novel, cerita, dongeng misteri atau apapun sebutannya.
Mungkin harus dari sinilah semuanya dimulai untuk menjadi sesuatu yg berbeda. Siapa tahu. Setidaknya ia menemukan rumah lain, di dalam imajinasimu.
Sleman, Juli 2020
Alex Suhendra
Untuk masa kecilku yang kadang-kadang
Pembuka
"Sayang, critain kisah dari masa kecilmu dong…"
Kayaknya aku udah ceritain semuanya ke kamu deh.
"Ya nggak apa-apa. Aku nggak keberatan kok ndengerin cerita-cerita lamamu."
"OK. Ah, kayaknya aku punya satu cerita baru."
"Nah! Akhirnya! Ceritain… Itu cerita dari masa kecilmu ‘kan?"
Dari masa laluku.
"Cepat ceritaiiin…"
Iya… tapi tunggu dulu, kamu udah ngunci pintu belakang rumahmu belum?
"Mmm… kayaknya sudah."
Pastiin dulu.
"OK. Tunggu sebentar ya. Kemudian terdengar derap langkah di atas lantai kayu. Menjauh, lantas kembali mendekat.
udah kututup dan udah kukunci."
"Dan… matiin lampunya."
"Matiin lampunya?"
"Matiin lampunya."
Biar lebih romantis?
Biar lebih leluasa imajinasimu. Biar dia semakin bebas berlarian di dalam benakmu. Dan ketika dia lelah, keringatnya bakal membasuhi dan meresap sempurna di sekujur inderamu.
"Aih… kata-katamu itu loh… mesti deh…"
"Karena hal itu ‘kan kamu suka aku?"
Bukan…
"Ow…"
Tapi aku cinta kamu.
"Ow…"
Terdengar suara ceklekan saklar. Lampu padam. Lantas terdengar suara telapak kaki menjejaki lantai dengan sangat cepat.
"Aw…!!"
"Hehehehe. Pintu belakang udah kukunci. Lampu udah aku matiin. Aku juga udah cium kamu. Sekarang, aku udah siap denger cerita dari masa kecilmu."
"Baiklah. Dengarkan baik-baik ceritaku. Sebenarnya kisah ini tidak dimulai dari sana, tapi… baiklah, anggap saja demikian, kisah ini terjadi pada suatu hari yang sangat cerah di sebuah kampung bernama CAHAYA.
Sekarang bayangkanlah olehmu sehampar tanah persawahan yang sangat luas hingga saking luasnya kamu tak mampu memberi batas selain jika matahari bersiap tenggelam atau saat hujan berdatangan bersama mendung. Tapi sayangnya hari itu matahari belum pula berada di atas kedua alismu dan bukankah sudah aku bilang padamu bahwa itu adalah hari yang sangat cerah?
Dan lihatlah di sana, orang-orang sedang memanen padi. Mereka bersemangat sekali. Dan semakin lengkaplah cerahnya pagi itu sebab keceriaan yang timbul dari sebuah berita yang terduduk lucu di boncengan sepeda salah seorang tetangga.
Masih dari atas sepedanya yang bergoncang-goncang sebab jalanan berbatu, dari kejauhan, wanita itu berseru kepada tudung-tudung caping serupa kepala jamur bermunculan di antara jerami…
.....
Bagian 1
Pertukaran
1
Kampung Cahaya, 1984
Paman Koci…!!! Paman Koci…! Paman…! Paman Koci…! Istrimu melahirkan…!!! Paman..!! Istrimu…!!! Istrimu melahirkan…!!!
Teriak Wanita Pengantar Berita dari atas sadel sepeda.
Dengan cepat berita itu terperangkap di telinga setiap petani lantas dengan begitu gesit mulut mereka menyambung warta tersebut layaknya ratusan burung puyuh menghambur setelah dengar letupan bedil pemburu.
"Hei, kau dengar? Istri Koci melahirkan!"
"Istrinya melahirkan! Woooy… Kumbu melahirkan! Istri Koci melahirkan…!!!"
Koci…!!! Istrimu melahirkan…!!!
Paman Koooociii….!!! Istrimu melahirkaaaaan….!!!!
Dan akhirnya berita yang bersambung-sambung dan beralun mirip angin gunung mengusap dedaunan ilalang itu sampailah ke telinga Koci.
Perlahan ia lepas caping yang menudungi kepalanya. Tampaklah wajah tirus berkumis melengkung runcing di kedua ujung lekukan pipi kempotnya. Umurnya baru menginjak dua puluh enam tahun tapi terik dan keringat kerja keras telah menjadikan paras Koci begitu keras namun matang.
Sambil menengengkan leher dan dengan alis kiri terangkat seperempat, Koci bergumam, Benarkah yang aku dengar ini?
Beberapa saat kemudian si Wanita Pengantar Berita muncul bersama sepedanya yang ia kayuh buru-buru. Hampir saja ia terjatuh dari sepedanya sebab batu-batu di tepian jalan memang kadang menggelincir dan mencuat tak rapi. Segera, ia geletakkan kendaraannya di dekat gunungan karung-karung berisi buliran biji padi. Dengan wajah sumringah bercampur cemas beraduk sengal nafas lelah ia berlari ke arah Koci.
Paman… Paman Koci, Istrimu… Bibi Kumbu… Bibi Kumbu melahirkan, Paman. Paman pulanglah, biar aku gantikan tugasmu memanen.
Mendengar kepastian berita tersebut leher Koci seketika tegak, alis kiri yang semula terangkat seperempat kini melengkung sempurna bersamaan alis kanannya, memaksa kedua mata untuk terbelalak, menyeret otot-otot pipi, mencubit kedua sudut bibir Koci agar tersenyum, memperlihatkan gigi-giginya yang berkerak sebab sesapan tembakau, lidah dan seluruh rongga mulutnya hingga luapan kegembiraan itu tak bisa lagi terbendung untuk kemudian menjelma jadi teriakan bangga penuh kebahagiaan.
"Woooy…!!! Istriku melahirkan!! Aku jadi seorang ayah sekarang!!!" Ia lemparkan capingnya dengan penuh suka cita.
"Selamat,